Silahkan download file powerpoint Bab 7 tentang wakaf, Bab 8 tentang substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Mekah, dan Bab 9 tentang Substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah melalui link di bawah ini.
Bab 7 http://www.mediafire.com/view/glx8hxemd8j0lze/Bab%207%2C%20Wakaf.pptx
Bab 8 https://www.ssyoutube.com/watch?v=xHV5cP_ONHk
Bab 9
http://www.mediafire.com/view/pn28i5cd65703zo/bab%209%2C%20substansi%20dan%20strategi%20dakwah%20Rasulullah%20di%20Madinah.pptx
Semoga bermanfaat :)
My Blog
Jumat, 22 Mei 2015
Jumat, 13 Maret 2015
Bahan ajar Pendidikan Agama Islam Kelas X
Silahkan download file power point bab 5 tentang Semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan kepada sesama, dan bab 6 tentang sumber hukum Islam, melalui link di bawah ini :
Bab 5
Bab 6
http://www.mediafire.com/view/7liq684zssix897/Bab_6,_Sumber-sumber_Hukum_Islam.pptx
Semoga bermanfaat :)
Bab 5
http://www.mediafire.com/view/sv104ngk7bzpb20/Bab_5._Semangat_Menuntut_Ilmu.pptx
Bab 6
http://www.mediafire.com/view/7liq684zssix897/Bab_6,_Sumber-sumber_Hukum_Islam.pptx
Semoga bermanfaat :)
Rabu, 21 Agustus 2013
Masih merokok?? Ga Bersyukur tuh !!!
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
Berbicara tentang bersyukur. Ya,
tentu tidak akan ada habisnya jika menyebut tentang yang satu ini. Jika
disebutkan apa saja nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, tentu akan ada banyak
sekali nikmat yang sudah diberikan oleh-Nya kepada kita semua. Dan parahnya,
hanya sedikit dari kita yang merasa bersyukur atas apa saja yang telah
diberikan Allah oleh kita secara cuma-cuma. Bahkan kebanyakan dari manusia
malah lebih banyak menyebutkan rasa ketidakpuasannya terhadap apa yang telah
didapatkannya, dibanding mensyukuri apa yang telah ada di hadapannya.
Contoh kecilnya saja, yaitu tentang
kesehatan. Ketika kita diberikan nikmat sehat wal afiat, banyak manusia yang
mengabaikannya, tidak bersyukur atas nikmat sehat tersebut. Nafas yang
diberikan secara gratis, organ-organ tubuh yang diberikan secara gratis dan
tertata dengan sempurna, dan masih banyak lagi kehebatan Allah dalam membuat
sebuah susunan daging sehingga terbentuklah makhluk yang bernama MANUSIA.
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ
فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tin : 4)
Terbentuknya manusia dalam bentuk
yang paling sempurna tidak menjadikan manusia itu sendiri merasa bersyukur.
Banyak manusia yang enggan menjaga apa yang telah dititipkan oleh sang Pencipta
dan lebih memilih merusaknya. Dan bahkan menurut penulis, mengkonsumsi rokok
juga termasuk tidak mensyukuri
nikmat-Nya. Ya, walaupun banyak ulama-ulama yang masih memfatwakan bahwa rokok
itu makruh, tetapi menurut saya, dengan seseorang merokok, maka secara tidak
langsung ia tidak mensyukuri organ-organ tubuh yang telah diberikan oleh Allah
secara Cuma-Cuma dan lebih memilih merusaknya, dengan mengeluarkan berbagai
dalil yang dikemukakan untuk “menepis” kenyataan bahwa nyatanya rokok itu
memang HARAM.
Jika dikaitkan dengan surat Ibrahim
di atas, maka menurut penulis, itu akan sangat relevan sekali dengan menjaga
kesehatan. Jika manusia bersedia untuk bersyukur, yakni dengan selalu berusaha
menjaga kesehatannya, maka Allah pun senantiasa akan terus menambah
kenikmatanNya kepada kita, yaitu dengan memberikan kesehatan serta keberkahan
di dalam hidup kita. Namun, jika kita tidak bersyukur, dalam arti tidak menjaga
kesehatan kita dengan merokok, maka tunggulah, adzab Allah sangatlah pedih
kawan ! berbagai penyakit kronis pun akan berdatangan satu persatu. Biaya pengobatannya
pun terbilang cukup mahal.
Ya, memang sangat susah sekali
menghilangkan budaya merokok di Indonesia ini. Di samping harganya yang cukup murah,
sehingga banyak kalangan dapat membeli sebatang rokok, “budaya” merokok juga
sudah cukup mendarah daging di Indonesia ini. Mulai dari kalangan bawah hingga
atas menikmati sebatang rokok ini. banyak pula orang-orang besar, yang harusnya
memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya, malah dengan santai nya merokok
di depan anak-anaknya sendiri. Sehingga tidak heran jika sang bapak merokok
maka anaknya pun ikut-ikutan merokok. Jika memang anak anda tidak ingin terkena
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh rokok, maka mulai lah dari diri
kita sendiri untuk tidak merokok, agar anak anda nanti nya tidak ikut-ikutan
merokok. Jika anda merokok di depan anak anda, maka anak anda pun terkena
dampaknya, dengan menghirup asap rokok nya. Anak anda menjadi perokok pasif. Racun-racun
yang terdapat dalam asap rokok tersebut terhirup dan akhirnya masuk ke dalam
tubuh anak anda. Dan akhirnya anak anda pun terkena penyakit yang seharusnya
tidak ia dapatkan jika sang bapak tidak merokok.
Jadi, kesimpulannya, BERHENTILAH
MEROKOK ! karena merokok itu bukanlah salah satu sikap syukur seorang hamba
terhadap tuhannya.
Wallahu A’lam..
*Jika pembaca tidak setuju terhadap
tulisan saya, silahkan di comment. J
Minggu, 18 November 2012
10 Muharram, ada apaan sih??
"Dari Qotadah ra, bahwa Rasulullah SAW, ditanya tentang puasa Syura (tanggal 10 muharram) : Nabi bersabda : "Yaitu dapat melebur dosa setahun yang telah lalu". (HR. Muslim)
Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan di dalam Islam. karena di dalam Muharram itu sendiri banyak peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi, tidak hanya di dalam zaman Rasulullah SAW saja, tetapi dalam zaman nabi-nabi sebelumnya pun ada. diantaranya yaitu :
Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan di dalam Islam. karena di dalam Muharram itu sendiri banyak peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi, tidak hanya di dalam zaman Rasulullah SAW saja, tetapi dalam zaman nabi-nabi sebelumnya pun ada. diantaranya yaitu :
- Nabi Idris diangkat ke langit
- Nabi Nuh dan para pengikutnya diselamatkan oleh Allah keluar dari perahunya setelah bumi tenggelam selama 6 bulan, selanjutnya BERPUASA sebagai rasa syukur
- Nabi Ibrahim dilahirkan, dan diselamatkan dari kobaran api yang membakar, yang dimaksudkan sebagai hukuman dari raja Namrud
- Nabi Ayyub terbebas dari bala'
- Kesalahan Nabi Dawud diampuni oleh Allah
- Nabi Sulaiman dikaruniai kerajaan besar oleh Allah
- laut Merah terbelah sehingga Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya selamat dari kejaran raja Fir'aun, dan bersyukur dengan BERPUASA, kemudian laut itu menyatu kembali sehingga menenggelamkan Fir'aun
- Nabi Isa dilahirkan, dan diangkat ke langit
sebagian ulama mengatakan bahwa di hari 'Asyura ada peristiwa lain lagi yaitu : penglihatan Nabi Ya'kub disembuhkan sehingga dapat melihat dengan terang ; Nabi Yusuf dikeluarkan dari penjara setelah mendekam didalamnya, akibat dari fitnahan Zulaikha ; dan Nabi Yunus selamat setelah berada dalam perut ikan paus besar selama 40 hari 40 malam. Ulama lain menambahkan bahwa awal mula turunnya rahmat dan awal mula turunnya hujan dan terciptanya 'Arsy bertepatan dengan 10 Muharram ('Asyura).
karena 10 Muharram merupakan hari berbagai sejarah, baik berupa awal peristiwa penciptaan alam ghaib, sejarah dakwah dan perjuangan kemanusiaan yang amat besar sepanjang zaman, maka dipilih menjadi hari puasa oleh para Nabi dan umatnya, termasuk Nabi Muhammad dan umatnya. Riwayat dari Sa'id bin Jabir dari Ibnu Abbas ra berkata : "Nabi tiba di Madinah mendapatkan kaum Yahudi sedang berpuasa hari 'Asyura. Rasulullah bertanya kepada mereka tentang puasa itu. Mereka menjawab sesungguhnya hari ini Allah menunjukkan kemenangan bagi Nabi Musa dan Bani Israil mengalahkan Fir'aun, maka kami berpuasa untuk menghormati dan merayakannya. Maka Nabi bersabda : Kami lebih pantas menghormati dan mengikuti Nabi Musa daripada kalian, maka beliau menyuruh berpuasa 'Asyura".
Riwayat dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah orang-orang Quraisy di zaman jahiliyah berpuasa di hari 'Asyura dan Nabi pun berpuasa 'Asyura ketika masih di Mekkah, maka setelah berada di Madinah puasa Ramadhan diwajibkan, seraya Nabi bersabda : Adalah sesungguhnya dahulu aku telah menyuruh berpuasa 'Asyura, (sekarang) barangsiapa mau, maka hendaklah mempuasakannya dan barangsiapa (tidak) mau tinggalkanlah". hadits ini menunjukkan bahwa puasa 'Asyura hukumnya sunnah.
Dalam menjalankan puasa 'Asyura, Rasulullah SAW mengharapkan agar tidak menyerupai puasanya orang Yahudi, hendaknya jangan berpuasa sehari di hari itu sebagaimana penjelasan dalam hadits di bawah ini .
"Berpuasalah kamu pada hari 'Asyura dan bersikap lainlah kamu dengan sikap orang Yahudi. Berpuasalah kamu sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya".
Memahami berbagai hadits 'Asyura, maka seorang ulama besar dalam madzhab syafi'i bernama Abu Bakar bin Muhammad Syatha ad-Dimyati dalam kitabnya I'anatut Tholibin (4 jilid besar, syarah kitab Fathul Mu'in) memberikan komentar panjang lebar tentang fadhilah 10 Muharram ('Asyura) yang intinya dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut : Berpuasa 'Asyura laksana berpuasa setahun. menghidupkan malam 'Asyura dengan ibadah, misalnya dengan shalat empat rakaat akan memperoleh ampunan yang sangat besar dan pahala yang banyak laksana ibadahnya para malaikat. bersedekah pada hari 'Asyura akan memperoleh pahala yang banyak, laksana pahalanya orang yang seumur hidup selalu bersedekah tidak pernah menolak permintaan bantuan, sedikitnya bersedekah seteguk minuman akan memperoleh balasan dengan seteguk minuman di surga. demikian inti dari komentar dalam kitab itu, baik terhadap hadits-hadits tersebut diatas maupun terhadap hadit-hadit 'Asyura lainnya. paling tidak, fadhillah puasa sunnah itu adalah menyempurnakan atas kekurangan yang terdapat pada puasa wajib, sebagaimana shalat sunnah sebagai penyempurna atas kekurangan yang terdapat dalam shalat wajib.
Kesimpulan : Hari 'Asyura (10 Muharram) adalah hari yang sangat bersejarah bagi umat manusia sepanjang masa, sehubungan dengan sejarah keimanan kepada Allah dan ciptaan-Nya baik yang bersifat alam ghaib maupun alam nyata, sejarah perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran di bawah pimpinan para Rasul dan para Nabi. setiap kali menghadapi tantangan, siksaan, serangan dari pihak kaum bathil, para Rasul dan para Nabi selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah dan berdoa mohon ampunan Allah dan pertolongan. sehingga datang kemenangan dan mensyukurinya dengan beribadah seperti puasa dan beramal shaleh. 'Asyura sebagai hari besar bersejarah dijadikan hari berpuasa para Nabi terdahulu dan umatnya. 'Asyura dijadikan tonggak sejarah oleh Nabi Muhammad SAW. dengan diabadikannya puasa para Nabi itu disertai penyempurnaan dan diperintahkan kepada kaum muslimin untuk mengikutinya dengan cara-cara yang telah ditentukan agar memperoleh fadhillah-fadhillah. Disunnahkan berpuasa 'Asyura sekaligus disunnahkan pula berpuasa sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya. bahkan disunnahkan pula berpuasa pada hari-hari lain di bulan Muharram. untuk kesempurnaan puasa 'Asyura perlu diikuti dengan memperbanyak ibadah, memperbanyak dzikir, tobat, mohon ampunan, berdoa mohon pertolongan, menyantuni dan menyayangi yatim piatu, bersedekah untuk fakir miskin dan duafa, melapangkan keluarga, serta beramal shaleh lainnya.
dikutip dari "Buletin jum'at Masjid Al-Hidayah, Cipete Utara"
Sabtu, 06 Oktober 2012
kitab-kuneng: Syekh Nawawi al-Bantany al-Jawy
kitab-kuneng: Syekh Nawawi al-Bantany al-Jawy: Nama lengkap tokoh kita ini adalah Muhammad Nawawi ibn ‘Umar ibn Arbi al-Bantani al-Jawi. Lahir tahun 1230 H-1813 M di Tanara Serang Banten ...
Sabtu, 29 September 2012
JAMINAN PERLINDUNGAN ALLAH TERHADAP DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN NABI MUHAMMAD SAW (TAFSIR SURAT AL-HIJR AYAT 94-96)
بسم الله الرحمن
الرحيم
فَاصْدَعْ بِمَا
تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ
الَّذِينَ
يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
Surat Al-Hijr merupakan surat yang ke 15, terdiri dari 99 ayat. Al-Hijr
berarti “Batu Besar” atau “Batu Gunung”. Dia pun menjadi nama dari negeri
kediaman kaum Tsamud yang didatangi oleh Nabi Shalih AS, satu di antara
nabi-nabi yang dibangkitkan di kalangan bangsa Arab. Disebut tempat tinggal
kamu Tsamud itu dengan al-Hijr, karena negeri mereka terjadi dari lembah-lembah
dan gunung-gunung batu. Tetapi mereka mempunyai kepintaran membangun
rumah-rumah dan gedung-gedung yang indah megah, yang dapat mempertalikan
bukit-bukit dengan lembah, dan dapat memahat batu-batu gunung itu untuk
bangunan.[1]
Pada ayat ke-94 berbunyi yang artinya “Maka sampaikanlah secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan dan berpalinglah dari orang-orang
musyrik”.
Ibnu Abbas berkata, “Ayat Tentang فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ ‘Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperientahkan (kepadamu)’, maknanya adalah, tindak lanjuti apa yang
diperintahkan kepadamu.”[2]
Ibnu Al A’rabi berkata, “Makna اِصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ ‘Sampaikanlah
olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu),’
adalah sasarlah. Dikatakan فَاصْدَعْ
بِمَا تُؤْمَرُ “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu),” maksudnya,
pencarkan persekutuan dan kesatuan mereka dengan menyerukan kepada tauhid,
sesungguhnya mereka itu terpecah-pecah dengan sebagian yang menyambut”.[3]
Firman Allah : وَأَعْرِضْ
عَنِ المُشْرِكِيْنَ “Dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”. Tentang ayat
yang mulia ini, ada dua pendapat yang masyhur di kalangan ulama :
Pertama, makna ayat ini
adalah jangan pedulikan pendustaan dan olok-olok mereka serta jangan pula hal
itu menyusahkanmu, sesungguhnya Allah yang menjagamu dari mereka. Jadi makna
ayat menurut penakwilan ini adalah sampaikanlah secara terang-terangan apa yang
diperintahkan kepadamu, yakni sampaikanlah risalah Tuhanmu dan berpalinglah
dari orang-orang musyrik, yakni jangan pedulikan dan takut kepada mereka. Makna
ini adalah seperti halnya firman Allah :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ
وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ
Artinya : “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu
tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia” (QS.
Al Maidah ; 67)
Kedua, bahwa
Nabi SAW pada mulanya diperintahkan untuk berpaling dari orang-orang musyrik,
kemudian perintah itu dihapus dengan ayat-ayat perang. Diantara ayat-ayat yang
menunjukkan hal itu adalah firman-Nya
اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ لا إِلَهَ إِلا هُوَ
وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
“Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu ; tidak
ada Tuhan selain Dia; dan berkadpalinglah dari orang-orang musyrik” (QS. Al-An’am ; 106), dan firman-Nya
فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَانْتَظِرْ إِنَّهُمْ مُنْتَظِرُونَ
“Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, sesungguhnya
mereka (juga)menunggu” (QS.
As-Sajdah ; 30), dan firman-Nya
فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلا
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
“Maka berpalinglah (Hai Muhammad) dari orang-orang yang berpaling
dari peringatan Kami dan tidak mengingini kecuali kehidupan dunia” (QS. An-Najm ; 29), dan masih banyak lagi ayat-ayat
lainnya.[4]
Pada ayat ke 95 yang artinya, “Sesungguhnya Kami memelihara
kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olok (kamu)”. Allah
terangkan dalam ayat yang mulia ini, Dia memelihara Nabi-Nya dari orang-orang
yang memperolok-oloknya, yaitu kaum Quraisy. Di tempat lain disebutkan kalau
Allah juga menjaganya dari selain mereka, seperti firman-Nya tentang Ahli
Kitab, فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ “Maka
Allah akan memelihara kamu dari mereka.” (QS. Al-Baqarah : 137), dan
firman-Nya ألَيْسَ
اللهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ “Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-Nya.”
(QS. Az-Zumar : 36), dan ayat-ayat lainnya.[5]
Pada ayat ke 96 yang artinya ,”(Yaitu) orang-orang yang
menganggap adanya tuhan yang lain disamping Allah; maka mereka kelak akan
mengetahui (akibat-akibatnya)”. Ini adalah ancaman Allah kepada orang-orang
yang mengolok-olok, karena Allah telah mengabarkan kepada Nabi-Nya bahwa Dia
melindungi beliau dari kejahatan mereka, “Kami telah melindungimu, wahai
Muhammad, dari orang-orang yang mengolok-olokmu, dan menjadikan sekutu bagi
Allah dalam ibadah kepada-Nya. Kelak mereka mengetahui adzab Allah yang mereka
terima saat kembali kepada-Nya pada Hari Kiamat, serta bencana yang menimpa
mereka”.[6]
Dari penjelasan beberapa tafsir yang dikutip di buku-buku tafsir
yang ada, dapat disimpulkan bahwa surat Al-Hijr ayat 94-96 ini membahas tentang
dakwah Nabi secara terang-terangan dan jaminan perlindungan Allah terhadap
dakwah secara terang-terangan yang dilakukan oleh Nabi. Sebelum ayat ini turun,
Nabi SAW berdakwah secara sembunyi-sembunyi, yang dilakukan kepada keluarganya
dan orang-orang terdekatnya saja. Karena jika Nabi langsung berdakwah secara
terang-terangan (yang pada waktu itu notabene lebih banyak orang kafirnya) maka
dakwahnya akan langsung dihabisi oleh para orang kafir tersebut. Untuk menjaga
keselamatan dirinya, maka Nabi melakukan syi’ar Islamnya secara
sembunyi-sembunyi. Namun, setelah ayat ini turun, maka Nabi langsung melakukan
dakwahnya secara terang-terangan. Nabi SAW berani melakukan dakwah secara
terang-terangan karena Allah sudah menjamin keselamatan dirinya selama
berdakwah.
Dalam
surat al-Hijr ayat 94-96 ini dijelaskan tentang kewajiban yang ditujukan untuk
Nabi Muhammad SAW. Walaupun dalam konteks nya kewajiban itu ditujukan kepada
Nabi, tetapi dalam pelaksanaannya bukan hanya Nabi saja yang berkewajiban untuk
mensyi’arkan Islam, melainkan seluruh ummat Islam pun berkewajiban untuk
berdakwah mensyi’arkan agama Allah ini. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ
آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ
وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik” (QS. Al-Imran : 110)
Dari ayat diatas, telah jelas bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik.
Maka dari itu umat Islam harus menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar. Artinya, setiap muslim itu hendaknya saling mengingatkan untuk
saling berbuat kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang buruk. Jika kita belum
sanggup untuk mengingatkan kepada orang lain, minimal sekali kita harus bisa
mengingatkan diri kita sendiri untuk dapat selalu berbuat kebaikan dan sebisa
mungkin tidak melakukan apa yang telah dilarang oleh Allah SWT. Jika kita bisa
mengendalikan diri kita untuk dapat selalu berbuat kebaikan, maka otomatis kita
akan dapat menjadi contoh bagi orang-orang terdekat kita untuk dapat melakukan
hal yang serupa. Dan akhirnya orang-orang yang terdekat kita pun ikut melakukan
hal-hal kebaikan juga. Dan secara tidak langsung pun kita sudah mensyi’arkan
ajaran Islam kepada orang lain. Janganlah takut untuk berdakwah mengingatkan
kebaikan dan melarang kepada keburukan, karena Allah telah menjamin umatnya
yang menolong agama-Nya. Seperti dalam firman Allah SWT,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ
يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Dalam ayat diatas diterangkan bahwa barangsiapa orang mukmin yang
menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongnya. Ini menunjukkan bahwa
barangsiapa yang berani mensyi’arkan agama Allah, maka Allah pun tidak
segan-segan untuk menolong hamba-Nya.
[1] Hamka,
Tafsir Al-Azhar, (Jakarta ; PT. Pustaka Panjimas), hal 168
[2] Ali bin
Abi Thalhah, Tafsir Ibnu Abbas, (Jakarta ; Pustaka azzam, 2009), hal 463
[3] Syaikh
Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta ; pustaka azzam, 2008), hal 150
[4] Syaikh
Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa’ul Bayan (tasir Al Qur’an dengan Al Qur’an),
(Jakarta ; Pustaka Azzam, 2007), hal 333
[5] Ibid,
hal 334
[6] Abu
Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, hal 947
Kamis, 23 Agustus 2012
PEMUDA
Pemuda… Kalo denger kata-kata ini pasti yang langsung kebayang di otak masyarakat kebanyakan itu rusuh, ga bisa di atur, masih labil, de el el dah. Ya, begitulah cerminan pemuda di zaman sekarang ini. Tapi tau ga sih, pemuda zaman sekarang sama pemuda pada zaman Rasulullah sangat berbanding terbalik sifatnya. Kita ambil contoh aja ya, yaitu Sayyidina Ali KW. Beliau adalah pemuda pertama yang masuk Islam. Ia di kenal sebagai jagoan bangsa Arab yang mempunyai kemahiran memainkan pedang dengan tangguh. "Tidak ada pedang, setajam pedang Zulfikar dan tidak ada pemuda yang setangguh Ali bin Abu Thalib". Demikianlah slogan yang selalu didengung-dengungkan oleh kaum muslimin ketika perang Uhud yang amat dahsyat itu tengah berlangsung. Itu adalah gambaran betapa hebatnya Sayyidina Ali.
Selain kemahirannya dalam hal perang, Sayyidina Ali KW juga merupakan pemuda yang haus akan ilmu pengetahuan. Sebagaimana baginda Nabi SAW mengibaratkan “Jika aku adalah perpustakaan, maka Ali adalah pintunya”. Artinya, setiap ilmu yang diajarkan oleh Nabi SAW, Ali pasti bisa menghafal nya. Sampai pada suatu saat Nabi mengadakan sayembara kepada sahabat-sahabatnya. Jika ada salah seorang yang dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu sehari saja, maka Nabi akan menikahkannya dengan putrinya, yaitu Fathimah. Ketika mendengar Nabi berkata seperti itu, para sahabat pun sangat getol mengkhatamkan Al-Qur’an dari pagi hingga malam hari. Sedangkan sayyidina Ali hanya diam saja, tidak ikut membaca Al-Qur’an seperti sahabat yang lainnya. Ketika ada salah satu sahabat yang hampir selesai mengkhatamkan Al-Qur’an, maka sayyidina Ali langsung menghadap Rasul lantas membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 3 kali. Setelah selesai membaca surat itu, Nabi langsung menjodohkan Ali dengan putrinya, Fathimah. Para sahabat pun terkaget-kaget akan hal itu. Lalu Ali pun mengemukakan alasannya kenapa beliau membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 3 kali. Ali membaca surat itu karena Rasulullah SAW pernah berkata bahwa barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlas satu kali maka sama saja dengan membaca sepertiga dari Al-Qur’an. Subhanallah, betapa cerdas nya sayyidina Ali.
Tetapi coba saja lihat pemuda yang katanya “Islam” di zaman sekarang ! tawuran, narkoba, balapan liar, rokok, bahkan free sex, itu semua bukanlah suatu hal tabu yang dilakukan oleh pemuda zaman sekarang. Banyak diantara pemuda, bahkan bocah, yang mulai mencoba-coba merokok pada saat usianya masih belia. Banyak pemuda yang sudah tidak asing lagi dengan tontonan porno. Banyak sekali pemuda yang sudah mulai mengkonsumsi narkoba. Bahkan, banyak sekali pemuda yang sudah berani melakukan free sex sebelum menikah. Banyak perempuan belia yang sudah tidak perawan lagi di usianya yang seharusnya masih harus banyak menuntut ilmu. Dan masih banyak lagi hal-hal negatif yang dilakukan pemuda di zaman sekarang. Itu semua adalah pengaruh dari budaya “western” yang melanda pemuda, khususnya di negeri kita yang tercinta ini. Banyak yang mengikuti trend-trend mode pakaian barat yang sesungguhnya itu sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam, namun mereka anggap itu adalah sebuah budaya yang mereka anggap bagus. Jika tidak mengikuti budaya western maka dia bisa dianggap kuno, ketinggalan zaman, etc. Banyak sekali pemuda yang dalam pergaulannya dengan teman-temannya berkiblat pada budaya barat. Coba saja bandingkan, jika dahulu anak muda sehabis maghrib banyak yang berkumpul di surau/masjid untuk mengaji, tetapi sekarang sehabis maghrib banyak sekali pemuda yang berkumpul di tempat-tempat keramaian seperti mall, taman kota, atau tempat hiburan lainnya. Mereka menganggap “ah, kita masih muda ini. Masih banyak waktu buat senang-senang. Masalah sholat mah entar aja kalo kita udah tua, sekalian tobat”. Begitu gampangnya mereka berpikiran seperti itu. Padahal Islam memang agama yang mudah, tapi tidak untuk di mudah-mudahkan.
Di salah satu daerah di Iran, ada sebuah desa yang mempunyai budaya yang bagus. Anak-anak mereka yang masih kecil diajarkan untuk menghafal Al-Qur’an. Mereka menganggap jika anak berumur 10 thn tapi masih belum hafal Al-Qur’an, maka anak tersebut dianggap aneh. Tetapi bandingkanlah dengan anak-anak kecil di negeri tercinta ini. Bocah umur 3 thn sudah hafal lagu cherrybelle, smash, atau alamat palsunya ayu ting-ting. Dan orang tuanya sangat bangga ketika anak nya bisa menyanyikan lagu tersebut.
Budaya Western. Inilah salah satu taktik dari kaum Yahudi untuk merusak diri para pemuda Islam. Bisa dikatakan ini merupakan “PERANG PEMIKIRAN” untuk mengalahkan umat Islam tanpa harus bersusah payah mengangkat senjata. Karena jika mereka ingin mengalahkan ummat Islam dengan perang senjata, maka mereka pasti kalah. Karena umat Islam sekarang ini sudah sangat banyak dibandingkan mereka. Maka dari itu, mereka menghancurkan umat Islam melalui cara lain, yaitu dengan cara budaya western ini. Mereka menghancurkan akhlak para pemuda Islam melalui berbagai cara, entah itu melalui gaya berpakaian, maupun cara bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 120 :
وَلَنْ
تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.Inilah tujuan mengapa orang Yahudi dan Nasrani menciptakan budaya Western. Kita sebagai pemuda Islam yang cerdas seharusnya sadar akan hal ini. Yaitu dengan cara kita lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah, banyak-banyak mengkaji Al-Qur’an. Karena jika ummat Islam dekat dengan Al-Qur’an, Insya Allah hidupnya pun akan menjadi tentram. Tidak seperti kaum Yahudi dan Nasrani yang meninggalkan agamanya untuk urusan duniawi (sekulerisme).
Itulah gambaran singkat perbedaan antara pemuda zaman Rasul dan di zaman sekarang. Maka dari itu, kita harus introspeksi diri lagi, sudahkah kita mencontoh apa yang dilakukan pemuda-pemuda di zaman Rasul tersebut. Jangan disangka pemuda di zaman Rasul itu nggak keren. Justru lebih keren pemuda di zaman Nabi daripada di zaman ini. Jika pemuda di zaman sekarang suka tawuran (yang notabene itu maen keroyokan), di zaman Rasul jauh lebih keren. Mereka juga berantem, tapi berantemnya secara gentle, yaitu one by one, dan itu dilakukan di saat perang melawan orang kafir. Jika pemuda zaman sekarang suka melakukan free sex, dan jika si wanita hamil langsung kabur si pria nya, di zaman Rasul jauh lebih keren. Jika si pemuda menginginkan seorang wanita mendampingi hidupnya, mereka langsung menghadap ke orang tuanya untuk langsung menikahinya. Jauh lebih keren bukan ??? jadi jangan di kira pemuda di zaman Rasul itu kuno. Justru kita harus mencontoh mereka agar kita jadi pemuda Islam yang keren. Betul tidak ??? hehehe.
#Jika ada sesuatu yang benar, itu semua datangnya dari Allah SWT. Jika ada sesuatu yang salah, maka itu datangnya dari saya. Maka saya mohon ampun kepada Allah SWT. Jika ada yang lebih tahu ilmu nya silahkan di share aja kesini.. :D
Langganan:
Postingan (Atom)