Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan di dalam Islam. karena di dalam Muharram itu sendiri banyak peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi, tidak hanya di dalam zaman Rasulullah SAW saja, tetapi dalam zaman nabi-nabi sebelumnya pun ada. diantaranya yaitu :
- Nabi Idris diangkat ke langit
- Nabi Nuh dan para pengikutnya diselamatkan oleh Allah keluar dari perahunya setelah bumi tenggelam selama 6 bulan, selanjutnya BERPUASA sebagai rasa syukur
- Nabi Ibrahim dilahirkan, dan diselamatkan dari kobaran api yang membakar, yang dimaksudkan sebagai hukuman dari raja Namrud
- Nabi Ayyub terbebas dari bala'
- Kesalahan Nabi Dawud diampuni oleh Allah
- Nabi Sulaiman dikaruniai kerajaan besar oleh Allah
- laut Merah terbelah sehingga Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya selamat dari kejaran raja Fir'aun, dan bersyukur dengan BERPUASA, kemudian laut itu menyatu kembali sehingga menenggelamkan Fir'aun
- Nabi Isa dilahirkan, dan diangkat ke langit
sebagian ulama mengatakan bahwa di hari 'Asyura ada peristiwa lain lagi yaitu : penglihatan Nabi Ya'kub disembuhkan sehingga dapat melihat dengan terang ; Nabi Yusuf dikeluarkan dari penjara setelah mendekam didalamnya, akibat dari fitnahan Zulaikha ; dan Nabi Yunus selamat setelah berada dalam perut ikan paus besar selama 40 hari 40 malam. Ulama lain menambahkan bahwa awal mula turunnya rahmat dan awal mula turunnya hujan dan terciptanya 'Arsy bertepatan dengan 10 Muharram ('Asyura).
karena 10 Muharram merupakan hari berbagai sejarah, baik berupa awal peristiwa penciptaan alam ghaib, sejarah dakwah dan perjuangan kemanusiaan yang amat besar sepanjang zaman, maka dipilih menjadi hari puasa oleh para Nabi dan umatnya, termasuk Nabi Muhammad dan umatnya. Riwayat dari Sa'id bin Jabir dari Ibnu Abbas ra berkata : "Nabi tiba di Madinah mendapatkan kaum Yahudi sedang berpuasa hari 'Asyura. Rasulullah bertanya kepada mereka tentang puasa itu. Mereka menjawab sesungguhnya hari ini Allah menunjukkan kemenangan bagi Nabi Musa dan Bani Israil mengalahkan Fir'aun, maka kami berpuasa untuk menghormati dan merayakannya. Maka Nabi bersabda : Kami lebih pantas menghormati dan mengikuti Nabi Musa daripada kalian, maka beliau menyuruh berpuasa 'Asyura".
Riwayat dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah orang-orang Quraisy di zaman jahiliyah berpuasa di hari 'Asyura dan Nabi pun berpuasa 'Asyura ketika masih di Mekkah, maka setelah berada di Madinah puasa Ramadhan diwajibkan, seraya Nabi bersabda : Adalah sesungguhnya dahulu aku telah menyuruh berpuasa 'Asyura, (sekarang) barangsiapa mau, maka hendaklah mempuasakannya dan barangsiapa (tidak) mau tinggalkanlah". hadits ini menunjukkan bahwa puasa 'Asyura hukumnya sunnah.
Dalam menjalankan puasa 'Asyura, Rasulullah SAW mengharapkan agar tidak menyerupai puasanya orang Yahudi, hendaknya jangan berpuasa sehari di hari itu sebagaimana penjelasan dalam hadits di bawah ini .
"Berpuasalah kamu pada hari 'Asyura dan bersikap lainlah kamu dengan sikap orang Yahudi. Berpuasalah kamu sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya".
Memahami berbagai hadits 'Asyura, maka seorang ulama besar dalam madzhab syafi'i bernama Abu Bakar bin Muhammad Syatha ad-Dimyati dalam kitabnya I'anatut Tholibin (4 jilid besar, syarah kitab Fathul Mu'in) memberikan komentar panjang lebar tentang fadhilah 10 Muharram ('Asyura) yang intinya dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut : Berpuasa 'Asyura laksana berpuasa setahun. menghidupkan malam 'Asyura dengan ibadah, misalnya dengan shalat empat rakaat akan memperoleh ampunan yang sangat besar dan pahala yang banyak laksana ibadahnya para malaikat. bersedekah pada hari 'Asyura akan memperoleh pahala yang banyak, laksana pahalanya orang yang seumur hidup selalu bersedekah tidak pernah menolak permintaan bantuan, sedikitnya bersedekah seteguk minuman akan memperoleh balasan dengan seteguk minuman di surga. demikian inti dari komentar dalam kitab itu, baik terhadap hadits-hadits tersebut diatas maupun terhadap hadit-hadit 'Asyura lainnya. paling tidak, fadhillah puasa sunnah itu adalah menyempurnakan atas kekurangan yang terdapat pada puasa wajib, sebagaimana shalat sunnah sebagai penyempurna atas kekurangan yang terdapat dalam shalat wajib.
Kesimpulan : Hari 'Asyura (10 Muharram) adalah hari yang sangat bersejarah bagi umat manusia sepanjang masa, sehubungan dengan sejarah keimanan kepada Allah dan ciptaan-Nya baik yang bersifat alam ghaib maupun alam nyata, sejarah perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran di bawah pimpinan para Rasul dan para Nabi. setiap kali menghadapi tantangan, siksaan, serangan dari pihak kaum bathil, para Rasul dan para Nabi selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah dan berdoa mohon ampunan Allah dan pertolongan. sehingga datang kemenangan dan mensyukurinya dengan beribadah seperti puasa dan beramal shaleh. 'Asyura sebagai hari besar bersejarah dijadikan hari berpuasa para Nabi terdahulu dan umatnya. 'Asyura dijadikan tonggak sejarah oleh Nabi Muhammad SAW. dengan diabadikannya puasa para Nabi itu disertai penyempurnaan dan diperintahkan kepada kaum muslimin untuk mengikutinya dengan cara-cara yang telah ditentukan agar memperoleh fadhillah-fadhillah. Disunnahkan berpuasa 'Asyura sekaligus disunnahkan pula berpuasa sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya. bahkan disunnahkan pula berpuasa pada hari-hari lain di bulan Muharram. untuk kesempurnaan puasa 'Asyura perlu diikuti dengan memperbanyak ibadah, memperbanyak dzikir, tobat, mohon ampunan, berdoa mohon pertolongan, menyantuni dan menyayangi yatim piatu, bersedekah untuk fakir miskin dan duafa, melapangkan keluarga, serta beramal shaleh lainnya.
dikutip dari "Buletin jum'at Masjid Al-Hidayah, Cipete Utara"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar