Rabu, 21 Agustus 2013

Masih merokok?? Ga Bersyukur tuh !!!

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)

Berbicara tentang bersyukur. Ya, tentu tidak akan ada habisnya jika menyebut tentang yang satu ini. Jika disebutkan apa saja nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, tentu akan ada banyak sekali nikmat yang sudah diberikan oleh-Nya kepada kita semua. Dan parahnya, hanya sedikit dari kita yang merasa bersyukur atas apa saja yang telah diberikan Allah oleh kita secara cuma-cuma. Bahkan kebanyakan dari manusia malah lebih banyak menyebutkan rasa ketidakpuasannya terhadap apa yang telah didapatkannya, dibanding mensyukuri apa yang telah ada di hadapannya.
Contoh kecilnya saja, yaitu tentang kesehatan. Ketika kita diberikan nikmat sehat wal afiat, banyak manusia yang mengabaikannya, tidak bersyukur atas nikmat sehat tersebut. Nafas yang diberikan secara gratis, organ-organ tubuh yang diberikan secara gratis dan tertata dengan sempurna, dan masih banyak lagi kehebatan Allah dalam membuat sebuah susunan daging sehingga terbentuklah makhluk yang bernama MANUSIA.
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tin : 4)

Terbentuknya manusia dalam bentuk yang paling sempurna tidak menjadikan manusia itu sendiri merasa bersyukur. Banyak manusia yang enggan menjaga apa yang telah dititipkan oleh sang Pencipta dan lebih memilih merusaknya. Dan bahkan menurut penulis, mengkonsumsi rokok juga termasuk  tidak mensyukuri nikmat-Nya. Ya, walaupun banyak ulama-ulama yang masih memfatwakan bahwa rokok itu makruh, tetapi menurut saya, dengan seseorang merokok, maka secara tidak langsung ia tidak mensyukuri organ-organ tubuh yang telah diberikan oleh Allah secara Cuma-Cuma dan lebih memilih merusaknya, dengan mengeluarkan berbagai dalil yang dikemukakan untuk “menepis” kenyataan bahwa nyatanya rokok itu memang HARAM.
Jika dikaitkan dengan surat Ibrahim di atas, maka menurut penulis, itu akan sangat relevan sekali dengan menjaga kesehatan. Jika manusia bersedia untuk bersyukur, yakni dengan selalu berusaha menjaga kesehatannya, maka Allah pun senantiasa akan terus menambah kenikmatanNya kepada kita, yaitu dengan memberikan kesehatan serta keberkahan di dalam hidup kita. Namun, jika kita tidak bersyukur, dalam arti tidak menjaga kesehatan kita dengan merokok, maka tunggulah, adzab Allah sangatlah pedih kawan ! berbagai penyakit kronis pun akan berdatangan satu persatu. Biaya pengobatannya pun terbilang cukup mahal.
Ya, memang sangat susah sekali menghilangkan budaya merokok di Indonesia ini. Di samping harganya yang cukup murah, sehingga banyak kalangan dapat membeli sebatang rokok, “budaya” merokok juga sudah cukup mendarah daging di Indonesia ini. Mulai dari kalangan bawah hingga atas menikmati sebatang rokok ini. banyak pula orang-orang besar, yang harusnya memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya, malah dengan santai nya merokok di depan anak-anaknya sendiri. Sehingga tidak heran jika sang bapak merokok maka anaknya pun ikut-ikutan merokok. Jika memang anak anda tidak ingin terkena berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh rokok, maka mulai lah dari diri kita sendiri untuk tidak merokok, agar anak anda nanti nya tidak ikut-ikutan merokok. Jika anda merokok di depan anak anda, maka anak anda pun terkena dampaknya, dengan menghirup asap rokok nya. Anak anda menjadi perokok pasif. Racun-racun yang terdapat dalam asap rokok tersebut terhirup dan akhirnya masuk ke dalam tubuh anak anda. Dan akhirnya anak anda pun terkena penyakit yang seharusnya tidak ia dapatkan jika sang bapak tidak merokok.
Jadi, kesimpulannya, BERHENTILAH MEROKOK ! karena merokok itu bukanlah salah satu sikap syukur seorang hamba terhadap tuhannya.
Wallahu A’lam..

*Jika pembaca tidak setuju terhadap tulisan saya, silahkan di comment. J



1 komentar:

  1. sebuah artikel akan lebih menarik jika disisipkan gambar bro. untuk tulisannya udah bagus tapi masih sangat umum opininya alangkah lebih baiknya dikaji dengan kaidah2 ushul maupun fiqh terlebih dahulu sebelum menyimpulkan dengan rasio. kenapa saya bilang begitu? karena tidak ada nash Qur'an maupun al-Hadits yang secara eksplisit menerangkan keharaman rokok. jadi ingat suatu kaidah "al-hukmu yadurru 'ala illatihi" mohon dicari artinya sendiri, jgn cepat mengharamkan sesuatu karena asal dari segala sesuatu itu mubah sampai ada dalil yang mengharamkannya. oke bro!

    BalasHapus